Catatan Kecil : Perjuangan dan Tantangan Guru Penggerak dari Kaki Gunung

26 Mei 2023 Pendidikan Aan Farhanudin noor 2,603

Pengajar Pratik CGP Angkatan 5 Kab. Purwakarta/KS SMPN 3 Tegalwaru, Purwakarta



disdik.purwakartakab.go.id -- Guru Penggerak yang lagi booming terdengar dan tersimak dokumentasi aktivitas Pendidikan Guru Penggeraknya diberbagai medsos adalah sebuah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diharapkan besar munculnya berbagai perubahan nyata bagi pendidikan di negara ini. Seorang guru disebut guru penggerak jika guru tersebut telah memiliki sertifikat khusus yakni sertifikat guru penggerak setelah mengikuti serangkaian Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan.

Ada 4 kompetensi guru penggerak yang yakni,

1). Mengembangkan Diri beserta Orang Lain.

2). Memimpin Proses Pembelajaran,

3). Memimpin Pengembangan Sekolah,

4). Memimpin Manajemen Sekolah. Semua kompetensi tersebut harus diraih dan diaksinyatakan oleh para guru penggerak.



Eksistensi guru penggerak bisa melahirkan berbagai praktik baik pembelajaran yang bisa dibagikan dan saling berbagi diantara guru seluruh Indonesia. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran apalagi mereka yang mengajar di wilayah pedesaan yang jauh dari pusat kota. Sebuah tantangan yang penulis saksikan dan dokumentasikan sendiri selama mendampingi atau membersamai guru penggerak. Para guru penggerak yang mengajar di sekolah di daerah pedesaan kaki Gunung Parang dan Gunung Bongkok, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta dengan berbagai latar belakang siswa dan keluarganya adalah sebuah cerita yang penuh perjuangan yang bisa direfleksikan dan ditestimonikan oleh para guru penggerak sendiri. Semua terekam semenjak mereka mendaftar sebagai Calon Guru Penggerak sampai lolos dan berakhir di kegiatan Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar.



Berbagai catatan tantangan, hambatan serta minimnya sarana terutama jaringan internet serta sering padamnya aliran listrik adalah cerita nyata para CGP selama mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 5 ini. Namun semua itu bisa dilalui seperti air mengalir dengan tenang di sungai berkat keseriusan dan kefokusan dalam menyimak dan mengikuti pembelajaran yang berisi materi-materi yang “luarbiasa” dalam modul-modul yang tersedia di LMS dalam rangkaiaan Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan ini. Disamping itu juga dalam hal kesiapan belajar, minat belajar dan profil atau gaya belajar siswa harus diperhatikan oleh guru penggerak. Perjalanan tugas sebagai PP saat mendampingi Calon Guru Penggerak yang bertugas mengajar disekolah dikaki Gunung di daerah pedesaan yang sangat jauh dari perkotaan selalu memantik kalimat semangat dan dorongan untuk para CGP bisa menerapkan nilai karakter tanggung jawab dan kemandirian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas dengan pendekatan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang bermakna dan menyenangkan.

Guru adalah sebuah profesi yang tugasnya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, hingga melakukan evaluasi para siswanya melalui pendidikan. Dan seseorang guru yang telah menjadi guru penggerak diharapkan dan ditunggu aksi nyatanya di lapangan.



Di akhir tulisan ini sebuah harapan besar bagi guru penggerak harus mempunyai kemampuan

1). Merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan berbasis data.

2). Berkolaborasi dengan orangtua, rekan sejawat, dan komunitas untuk mengembangkan visi, misi, dan program satuan Pendidikan.

3). Mengembangkan kompetensi secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan hasil refleksi terhadap praktik pembelajaran.

4). Menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah karsa, olah raga, dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela. Semua ini hanya untuk pendidikan di Indonesia semakin maju. Aamiin.

Bagikan :