MODERASI BERAGAMA SEBAGAI WUJUD GOTONG ROYONG MEMBANGUN PERADABAN DAN PERTUMBUHAN GLOBAL
Kamis, 1 Juni 2023 tepatnya hari lahir Pancasila, 15 Mahasiswa-Masiswi Universitas Pendidikan Kampus Purwakarta yang tergabung dalam mata kuliah Seminar agama dari berbagai agama lintas agama mengisi dengan acara Moderasi Beragama tingkat perguruan tinggi umum.
Para mahasiswa-mahasiswi seminar agama, diampu mata kuliahnya oleh Yohanes Baptis S.S.Pd. Dalam kegiatan ini tentunya ada hubungan dengan Pancasila dan NKRI, kegiatan awal mula kami mengunjungi ke tempat pondok pesantren Al-Muhajirin yang ada di Purwakarta, kami bersilaturahmi, mempererat hubungan serta membahas moderasi agama dengan pemateri Ustadz Heru yang sudah 15 tahun mengajar agama Islam di Pondok Pesantren.
Ustadz Heru membagikan ilmunya tentang agama dan Moderasi Beragama. Tentu saja ini bagian dari kegiatan hari Pancasila, kami disambut baik oleh masyarakat dan pengurus pusat Al-Muhajirin, tak terkecuali juga kami disambut oleh Profesor DR. KH. Abun Bunyamin Ketua PWNU Jawa Barat sekaligus pemilik pondok Pesantren. Ustad Heru pengajar agama Islam yang ada di pondok pesantren Al-Muhajirin sangat baik dan ramah dalam menjelaskan secara detail tengtang moderasi beragama yang ada dalam pondok pesantren.
Acara begitu lancar tanpa ada hambatan apapun, kami langsung diarahkan menuju kantor untuk saling berdiskusi dan berdiskusi tentang moderasi beragama. Dalam pengalaman dan pembelajaran seminar agama: Bahwa semua agama harus terbuka dan tidak menutup diri dari agama lain, tentu saja ini hal yang positif. Terutama bisa saling bertukar ilmu, serta melakukan kebaikan antar umat beragama. Setelah dari pondok pesantren Al-Muhajirin kami melanjutkan perjalanan ke tempat ibadah agama Buddha, untuk kedua kalinya kami disambut dengan baik oleh Pandita Nata Prasaja Penyuluh Agama Buddha yang tergabung dalam Majelis Buddhayana Indonesia dan Mintarsih PNS Agama Buddha Kabupaten Karawang dan Purwakarta, kami bertemu dengan pemuka agama Buddha dan pengajar agama Buddha.
Disini kami dijelaskan apa itu ajaran Buddha dsb, tentu banyak ciri khas dan simbol dari agama Buddha. Dalam pembelajaran Seminar agama: Tentu saja Buddha selalu menekankan kesabaran, menahan emosi dan tidak boleh berprilaku buruk, karena hukum karma itu berlaku. Kita bisa lihat bahwa Agama Buddha saja mengajarkan kebaikan, serta melarang umatnya untuk tidak berbuat jahat kepada orang-orang dan agama penganut lain. Kita patutnya harus menyadari bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan, tentu saja sebagai umat beragama juga harus saling mengormati.
Setelah dari tempat agama Buddha, kami lanjut ke kantor kelurahan Nagri Tengah Belajar dari Engkun Kuntadi, SE Kepala kelurahan nagri tengah yang memajukan kelurahan dengan gerakan moderasi Beragama dan menguatkan toleransi antar umat beragama di kelurahan Nagri tengah Purwakarta istimewa. Disitu kami dijelaskan bahwa bagaimana mengatur daerah-daerah, menjaga kekompakan disetiap wilayah, yakni kekompakan dalam bergotong royong saling membantu. Serta tetap menjaga kesatuan bermasyarakat. Setelah itu kami menuju sekolah talenta, kami mengunjungi sekolah dan melihat fasilitas-fasilitas yang ada disekolahan talenta, dan kami juga bermain serta beristirahat.
Setelah beristirahat kami menuju ke taman persahabatan, kami melakukan kegiatan terakhir Serta penutupan acara mahasiswa-mahasiswi seminari moderasi agama, sebelum penutupan kami melakukan makan bersama, menikmati alam ditaman persahabatan, melakukan bersih-bersih ditaman dan serta melakukan bersemedi. Modrasi beragama adalah suatu tindakan yang di lakukan oleh umat yang di lakukan dengan sedang dan tidak berlebihan. Namun moderasi beragama pada saat ini sederhanya dapat di artikan sebagai yang menerima agama-agama lain dengan lapang dada serta dapat hidup rukun dengan penganut agama lain. Penulis Yohanes Baptis Sutarno AKPK SMPN Purwakarta Istimewa.